SP_Filsafat Umum: Tugas 2 "Arti Filsafat"
Kata philoshopia berasal merupakan kata majemuk yang terdiri atas Philo dan Sophia. Philo artinya cinta dalam arti luas, yaitu ingin dan karena itu lalu berusaha mencapai yang diinginkan itu. Sedangkan Sophia artinya kebijakan yang artinya pandai, pengertian yang mendalam.(Ahmad Tafsir,filsafat umum)
Philien berarti mencintai, philos berarti teman,shopia atau shopos berarti kebijaksanaan, pengetahuan, dan hikmah. Dalam pengertian ini seseorang dapat disebut telah berfilsafat apabila seluruh ucapannya dan perilakunya mengandung makna dan ciri sebagai orang yang cinta terhadap kebijaksanaan, terhadap pengetahuan dan terhadap hikmah.
sebagai orang akademis manfaat belajar filsafat sangat bermanfaat dalam mengkritisi segala pengetahuan yang kita terima. dengan berfilsafat kita akan lebih siap dan terbiasa dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi, tidak itu saja kita juga bisa berfikir lebih rasional, kita bisa tahu apa yang dibutuhkan untuk menghadapi setiap permasalahan, banyak manfaat yang dapat diambil dalam mempelajari filsafat.
SP_Filsafat Umum: Tugas 1 "teori kepribadian manusia"
Dalam teori psikoanalitik, struktur kepribadian manusia itu terdiri dari id, ego dan superego.
- Id adalah komponen kepribadian yang berisi impuls agresif dan libinal, dimana sistem kerjanya dengan prinsip kesenangan. Id merupakan sistem kepribadian yang orisinil, dimana ketika manusia itu dilahirkan ia hanya memiliki Id saja, karena ia merupakan sumber utama dari energi psikis dan tempat timbulnya instink. Id tidak memiliki organisasi, buta, dan banyak tuntutan dengan selalu memaksakan kehendaknya. Seperti yang ditegaskan oleh A. Supratika, bahwa aktivitas Id dikendalikan oleh prinsip kenikmatan dan proses primer.
- Ego adalah bagian kepribadian yang bertugas sebagai pelaksana, dimana sistem kerjanya pada dunia luar untuk menilai realita dan berhubungan dengan dunia dalam untuk mengatur dorongan-dorongan id agar tidak melanggar nilai-nilai superego. Ego mengadakan kontak dengan dunia realitas yang ada di luar dirinya. Di sini ego berperan sebagai “eksekutif” yang memerintah, mengatur dan mengendalikan kepribadian, sehingga prosesnya persis seperti “polisi lalulintas” yang selalu mengontrol jalannya id, super- ego dan dunia luar. Ia bertindak sebagai penengah antara instink dengan dunia di sekelilingnya. Ego ini muncul disebabkan oleh kebutuhan-kebutuhan dari suatu organisme, seperti manusia lapar butuh makan. Jadi lapar adalah kerja Id dan yang memutuskan untuk mencari dan mendapatkan serta melaksanakan itu adalah kerja ego.
- Superego adalah bagian moral dari kepribadian manusia, karena ia merupakan filter dari sensor baik- buruk, salah- benar, boleh- tidak sesuatu yang dilakukan oleh dorongan ego. superego adalah yang memegang keadilan atau sebagai filter dari kedua sistem kepribadian, sehingga tahu benar-salah, baik-buruk, boleh-tidak dan sebagainya. Di sini superego bertindak sebagai sesuatu yang ideal, yang sesuai dengan norma-norma moral masyarakat.
Menurut Abraham Maslow manusia mempunyai
- Kebutuhan fisiologis
Contohnya adalah : Sandang / pakaian, pangan / makanan, papan / rumah, dan kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya.
- Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan
Contoh seperti : Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, dan lain sebagainya.
- Kebutuhan Sosial
Misalnya adalah : memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain.
- Kebutuhan Penghargaan
Contoh : pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya.
- Kebutuhan Aktualisasi Diri
Adalah kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati sesuai dengan bakat dan minatnya.
Dapat dilihat dari dua teori yang telah diungkapkan Freud dan Maslow tentang kepribadian dan kebutuhan manusia. kedua teori ini mengungkapkan tentang kemunculan alam berfikir manusia terhadap pertanyaan-pertanyaan dan menjawab permasalahan yang muncul dalam kehidupan manusia, sehingga manusia itu menjadi manusia seutuhnya, proses ini tidak akan selesai selama manusia itu masih menjadi manusia.
Tugas 3
Thales
Heraclitus
Protagoras
Etika dan Negara menurut Aristoteles
Etika menurut Aristoteles
Etika dipakai oleh Aristoteles untuk menunjukkan filsafat moral. Dalam karyanya yang berjudul “Etika Nikomakea” Aristoteles berpendapat tentang kebajikan dan karakter moral yang memainkan peranan penting dalam mendefinisikan etika Aristoteles. Etika Nikomakea memusatkan perhatian pada pentingnya membiasakan berperilaku bajik dan mengembangkan watak yang bajik pula. Aristoteles menekankan pentingnya konteks dalam perilaku etis, dan kemampuan dari orang yang bajik untuk mengenali langkah terbaik yang perlu diambil. Aristoteles berpendapat bahwa eudaimonia adalah tujuan hidup, dan bahwa usaha mencapai eudaimonia, bila dipahami dengan tepat, akan menghasilkan perilaku yang bajik.
Negara menurut Aristoteles
Aristoteles merumuskan negara sebagai negara hukum yang di dalamnya terdapat sejumlah warganegara yang ikut serta dalam permusyawaratan negara. Yang di maksud dengan negara hukum di sini menurut Aristoteles adalah negara yang berdiri di atas hukum yang menjamin keadilan kepada warganegaranya. Keadilan merupakan syarat bagi tercapainya kebahagiaan hidup untuk warganegara dan sebagai dasar daripada keadilan itu perlu diajarkan rasa susila kepada setiap manusia agar ia menjadi warganegara yang baik. Peraturan yang sebenarnya menurut Aristoteles ialah peraturan yang mencerminkan keadilan bagi pergaulan antar warganegaranya. Maka menurutnya yang memerintah dalam Negara bukanlah manusia melainkan pikiran yang adil yang tertuang dalam peraturan hukum sedangkan penguasa hanya memegang hukum dan keseimbangan saja. Ajaran ini hingga sekarang masih menjadi idaman bagi para negarawan untuk menciptkan suatu negara hukum. Dari pendapat Aristoteles dapat disimpulkan bahwa pemerintah haruslah membuat peraturan yang menjadikan warga negara bisa hidup sejahtera.
Filsafat Skolastik
Filsafat skolastik adalah filsafat yang mempunyai corak semata-mata agama, filsafat yang mengabdi kepada teologi, atau filsafat yang rasional memecahkan persolan-persoalan mengenai berpikir, sifat ada, kejasmanian, kerohanian, baik buruk, filsafat yang termasuk jajaran pengetahuan kodrat, akan dimasukkan ke dalam bentuk sintesa yang lebih tinggi antara kepercayaan dan akal, filsafat Nasrani, karena banyak dipengaruhi oleh ajaran gereja. Banyak yang mengatakan ini merupakan abad gelap bagi dunia filsafat karena pemikiran yang dihasilkan haruslah sesuai dengan doktrin-doktrin gereja. Berikut ini beberapa tokoh-tokoh skolastik antara lain:
Augustinus (354-430)
Menurutnya, dibalik keteraturan dan ketertiban alam semesta ini pasti ada yang mengendalikan, yaitu Tuhan. Kebenaran mutlak ada pada ajaran agama. Kebenaran berpangkal pada segala sesuatu diciptakan oleh Allah dari yang tidak ada (creatio ex nihilo). Kehidupan yang terbaik adalah kehidupan bertapa, dan yang terpenting adalah cinta setiap manusia pada tuhan.
Santo Anselmanus (1033-1109)
Ia menyatakan bahwa credo ut intelligam (saya percaya agar saya paham). Filsafat ini jelas berbeda dengan sifat filsafat rasional yang lebih mendahulukan pengertian dari pada iman.
Peter Abelardus (1079-1142)
Ia menginginkan kebebasan berpikir dan merumuskan pandangannya sendiri menjadi intelligo ut credom (saya paham supaya saya percaya). Peter Abelardus memberikan status yang lebih tinggi kepada penalaran dari pada iman.
Thomas Aquinas (1225-1274)
Ia mendapat gelar “The Angelic Doctor”, karena banyak pikirannya, terutama dalam “Summa Theologia” menjadi bagian yang tak terpisahkan dari gereja. Menurutnya, pengetahuan berbeda dengan kepercayaan. Pengetahuan didapat melalui indera dan diolah akal. Namun, akal tidak mampu mencapai realitas tertinggi yang ada pada daerah adikodrati. Ini merupakan masalah keagamaan yang harus diselesaikan dengan kepercayaan. Dalil-dalil akal atau filsafat harus dikembangkan dalam upaya memperkuat dalil-dali agama dan mengabdi kepada Tuhan.
William Occam
Ia adalah filosof yang berbeda pandangan dengan Thomas Aquinas. Tulisan-tulisannya menyerang kekuasaan gereja dan teologi Kristen. Karenanya, ia tidak begitu disukai dan kemudian dipenjarakan oleh Paus. Namun, William Occam merasa membela agama dengan menceraikan ilmu dari teologi. Tuhan harus diterima atas dasar keimanan, bukan dengan pembuktian, karena kepercayaan teologis tidak dapat didemonstrasikan.
Tokoh-Tokoh Filusuf Zaman Renaissance
Leonardo Da Vinci
Leonardo lahir pada tahun 1452 di
Machiavelli
Machiavelli lahir tahun 1469 di
Michelangelo
Michelangelo lahir pada 6 Maret 1475 di daerah dekat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar